Between You, Me, and He

Between You, Me, and Him | Author @dinaalifa | Pairing SooKai or SooHun

Rating: PG-17 | Genre: Romance, Friendship | Length: –

Keep RCL 😛

Maaf kebanyakan typo

Take 1

Sinar matahari sudah semakin menyilau sementara jarum pendek jam sudah berputar melebihi pukul tujuh pagi. Seorang wanita paruh baya masih asyik berceramah seusai sarapan. Didepannya nampak seorang remaja laki-laki duduk merengut mendengarkan seluruh omelan wanita paruh baya tadi yang tak bukan adalah ibunya. Remaja tersebut melirik kekanan, tempat duduk ayahnya sudah kosong. Pilih kasih sekali, ayahnya dibiarkan pergi sedangkan ia masih harus bertahan dikursi panas ini ditambah ibunya yang sepertinya tidak akan selesai mengoceh dalam waktu dua puluh menit kedepan.

“Sekarang jam berapa, eomma? Kalau mau memarahiku nanti saja, aku harus berangkat sekolah” Si remaja itu mulai beranjak dari kursinya. Meraih jemari ibunya dan mengecupnya kecil. Si ibunya tampak geram dan memukul kepala anaknya sedikit keras. “Jangan lagi kau berani pada eomma Oh Sehun! Ingat, kau harus pulang tepat waktu. Tidak ada membolos, pergi tak jelas, ataupun mabuk-mabukan seperti kemarin. Kau sudah cukup membuat orang tuamu malu dengan panggilan sekolah setiap bulannya” Remaja bernama Oh Sehun itu nampak biasa saja, tak ada rasa bersalah ataupun ketakutan yang terpatri pada wajahnya. Buru-buru ia keluar rumah dan bergegas menuju sekolahnya menggunakan motornya yang besar.

BRUMMM. Oh Sehun pun mulai melajukan motornya.

Take 2

Jam alarm kembali berbunyi untuk kelima kalinya. Disampingnya terlihat seorang perempuan yang masih terkulai diatas ranjangnya. Suara alarm sepertinya menjadi perintah baginya untuk semakin meninggikan selimut hingga sebatas dadanya. “Ahh, sekarang hari Minggu. Ya, Minggu” Perempuan itu bergumam dengan mata yang masih menutup dan kembali melanjutkan tidurnya.

“Minggu apanya bodoh. Cepat bangun Soo, atau kusiram dengan air” Lengkingan suara ditambah tatapan tajam dari salah seorang perempuan lagi mulai membuyarkan mata yeoja yang masih tertidur dan membukanya perlahan. “Eonnie aku sakit” Jawaban singkat dan pendek yang melunjur dari bibir perempuan pemalas itu mampu membuat kakaknya naik pitam. Satu guyuran kecil berhasil disiramkan didepan wajah perempuan pemalas itu dan cepat-cepat kakaknya pergi. “Wajahmu tidak menampakkan seorang yang sedang sakit,adikku. Cepat bangun!”

Take 3

“Aku bangun jam lima pagi. Kuyakin aku tak akan terlambat lagi nanti” Seorang laki-laki tertawa penuh bangga didepan cermin kamarnya. Sedikit mengoleskan gel pada rambutnya, laki-laki tersebut kembali berkicau. “Kau memang hebat, Kim Jongin” Dalam suara pelan, lelaki tersebut membanggakan kembali dirinya.

Kim Jongin sudah menghabiskan seluruh sarapannya. Ayahnya yang juga duduk disampingnya menilik wajahnya heran. “Kau bangun pagi?” Dan jawaban dari Jongin hanyalah senyum simpul yang membuat ayahnya ngeri.

Kim Jongin mengecek seluruh kebutuhannya selama sekolah dengan teliti. Kontak motor sudah berada di tangannya, buku pelajaran pun sepertinya tak ada yang tertinggal meskipun ia tak mengerjakan beberapa tugas mata pelajaran. Jongin menepuk jidatnya keras-keras. “Handphoneku” Cepat-cepat ia bergegas ke kamar untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.

Jongin baru saja akan memasukkan handphonenya pada saku celana ketika benda tipis berwarna hitam itu bergetar dan menampilkan satu pesan email dari temannya, Chanyeol. Jongin membuka pesan tersebut, tidak biasanya teman paling konyolnya itu mengirimina email. Jongin merasa panas dingin ketika melihat kiriman Chanyeol. Baik hati sekali temannya menyisipkan video dalam pesannya sehingga memudahkan Jongin untuk mengunduhnya.

“Aku harus melihat. Harus. Harus” Semangat Jongin membara. Ia kembali duduk pada meja belajarnya dan menikmati tontonan video yang dikirimkan temannya.

“Seksi. Aduhai. Pantatnya,-“

Beberapa puluh menit digunakan Jongin untuk menonton video barunya tanpa mempedulikan waktu. Setelah usai baru Jongin terbelalak melihat jam dinding dikamarnya dan berteriak keras-keras.

“Aku terlambat lagi”

***

Sehun berdecak seraya menatap pintu gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat dilengkapi dengan keberadaan satpam di pos jaganya. Samar-samar Sehun melihat beberapa siswa yang masih dihukum di tengah lapangan. Tidak mungkin ia menampakkan dirinya sekarang. Jika dihukum konsekuensinya pasti mendapatkan surat panggilan orang tua lagi dan itu artinya peluang ibunya marah (lagi) akan sangat besar. Sehun menghembuskan nafas lelah. Satu-satunya cara adalah dengan sembunyi-sembunyi.

Sehun memarkirkan motornya diwarung langganannya bersama para geng nya ketika membolos. Lokasi warung tersebut memanglah sangat dekat dengan sekolah jadi Sehun tak perlu bersusah payah untuk mengambilnya nanti. Dapat ia lihat beberapa siswa laki-laki dari sekolahnya juga membolos disini. Sehun termasuk siswa trouble maker disekolah jadi ia tahu siapa-siapa saja orang yang juga tengah membolos disini.

“Baru datang?” Sapaan mengejek dari Suho dengan puntung rokok yang hinggap di mulutnya. Sehun tersenyum masam kemudian mengangguk. “Kau tak mampir merokok dulu disini? Minum mungking,-” Lay menahannya ketika Sehun dirasa akan segera bergegas memasuki sekolahan. “Tidak, terima kasih. Siapa guru piket hari ini Hyung?” Sehun balik bertanya dengan tas yang sudah siap ia tenteng di tangannya. “Kim Young Hwan dan Park Ji Seo sonsaengnim” Sekilas Sehun menampakkan seringainya mendengar beberapa gurunya disebut. “Gotcha. Mereka lembek dan mudah sekali dikelabui” Sehun segera meninggalkan warung kecil tersebut dan melambai ringan kepada beberapa teman geng nya.

Sehun memanjat tembok belakang sekolahnya, gerakannya lihai dan nampak sekali jika ia memang sudah sering melakukan ini ketika terlambat sekolah. Bola matanya mengawasi segala penjuru sekolahnya seakan memeriksa keadaan. Terlebih dahulu Sehun melemparkan tas nya sebelum akhirnya ia jatuhkan juga tubuhnya ke tanah berumput.

Sedikit membersihkan beberapa kotoran yang menempel pada seragamnya kemudian menenteng kembali tas sekolahnya, Sehun baru saja akan melangkah menuju kelas ketika kepalanya merasakan sesuatu yang menimpuknya dari belakang.

“Shit,-“

***

Setelah turun dari bus secepat kilat Sooyoung berlari menuju gedung sekolahnya. Meski sudah menggunakan langkah lebar tetap saja kini pintu gerbang sudah ditutup. Sooyoung lemas seketika dan mulai mengeluh.

“Aku terlambat”

Sooyoung tak berpengalaman untuk hal-hal yang menentang peraturan sekolah. Sebelumnya ia tak pernah berangkat terlambat, jadi seperti inilah ekspresinya ketika mendapati dirinya sudah terlambat terlampau 15 menit seperti sekarang ini. Sooyoung bergidik menonton para siswa yang kini tengah dihukum. Waktu keterlambatannya lebih lama, Sooyoung bisa menebak jia para gurun pun juga akan memberi hukuman yang lebih berat untuknya.

Sooyoung mengendap ke bangunan belakang sekolah. Ia hanya menatap ngeri pada tembok tinggi didepannya. Jika tak mau dihukum satu-satunya cara adalah dengan memanjat tembok setinggi hampir empat meter ini dan bodohnya Sooyoung tak tahu caranya memanjat. Sooyoung menghela nafas beratnya. Ia melemparkan tas nya terlebih dahulu disusul dengan tubuhnya yang bersusah payah memanjat tembok.

“Shit. Siapa yang melemparku dengan tas ini” Jelas sekali Sooyoung mendengar umpatan seseorang dibalik tembok. Lebih cepat lagi Sooyoung memanjat dan berhasil menampakkan kepalanya pada ujung tembok dengan tubuh yang masih bergelantung di sisi lain tembok. “Kau yang melemparku?” Sooyoung dapat melihat jelas kekesalan dari wajah laki-laki yang kini membawa tasnya. “Help me please” Sooyoung mengulurkan tangannya kedepan laki-laki tersebut. Diam dan tak ada respon. Sooyoung mengedarkan matanya untuk mengeja tag nama yang ditempel laki-laki tersebut pada seragamnya.

“Oh Sehun, tolong aku.” Lagi Sooyoung mengulurkan tangannya. Sehun berdecak dan justru memalingkan muka. “Tidak berkata maaf dan justru meminta pertolongan dariku?” Sehun tersenyum mengejek. Menggoda Sooyoung yang memang kesusahan untuk turun. “Maafkan aku, tapi kali ini aku memang butuh bantuanmu” Sooyoung membuang jauh-jauh gengsinya untuk memohon pada Sehun dan tetap tak mendapatkan respon apa-apa.

“Biru” Samar-samar Sooyoung mendengar seseorang bergumam. Ia memalingkan wajahnya ke belakang, pada sisi tembok yang berlainan dengan Sehun. Seorang laki-laki berdiri disana dengan senyuman penuh misteri. Matanya mengarah penuh pada tubuh perempuan didepannya. Sooyoung merasa bingung dengan ucapan tak jelas yang dikatakan laki-laki tersebut dan mulai bertanya.

“Apa yang kau kata – – Yak! Kau mengintip rok ku?” Sooyoung tiba-tiba berteriak memarahi laki-laki dibawahnya. Sontak ia mulai gelagapan untuk memanjat. Yang dipikirkan Sooyoung hanyalah bagaimana caranya turun dan tanpa takut Sooyoung menjatuhkan dirinya tiba-tiba kedepan. Membuat tubuhnya terjungkal ke tanah sekaligus membuatnya menubruk lelaki bernama Oh Sehun tadi.

Sooyoung buru-buru berdiri dan membersihkan seragamnya. Wajahnya kesal dan berlumuran keringat. Seseorang tiba-tiba meloncat dan terjatuh disampingnya. Sooyoung melirik seseorang itu dengan kesal dan mulai meneriakinya lagi. “Berani sekali kau mengintipku, dasar pikiran kotor” Sooyoung mulai menyolot. Tak memperdulikan tatapan aneh Sehun setelah ia tubruk dan tatapan satu laki-laki lagi yang tadi mengintipnya.

“Kau berdiri diatasku dengan rok pendek seperti itu. tak berpikiran kotor pun, bawahanmu tetap terlihat” Sooyoung mendelik lebih kesal ketika mendengar jawaban santai dari laki-laki tersebut. “Oh Sehun, kau terlambat juga?” Kini laki-laki pengintip itu justru tengah bersalaman tanda pertemanan dengan Sehun. Mereka berdua mulai beromong-omong, membicarakan beberapa hal terkait alasan keterlambatan mereka.

Asap diatas kepala Sooyoung semakin mengepul. Ia berusaha menghentikan perbincangan kedua laki-laki didepannya tersebut. “Kalian berdua memang menjengkelkan” Sooyoung menggeram tertahan didepan kedua laki-laki tak dikenalnya itu. Cepat-cepat ia beranjak pergi dan meninggalkan dua orang yang kini saling melempar tatapan.

“Aku melihat celana rangkap yang ia pakai, Hun. Warnanya biru” Ujar sang laki-laki pengintip.

“Aku memegang breastnya, Kai” Celoteh yang satunya lagi.

Next or Delete?

Komen dong, beri nilai kalian untuk preview fict ababil satu ini

Dilanjut apa diberhentiin? Monggo -__-

RCL Yee~~ 😀

 

45 thoughts on “Between You, Me, and He

  1. Wkwkwkwk. Dua duanya trouble maker. Karakternya soo aku belum tau.
    Bagus kok thor.
    Menarik bgt 😀 apalagi sama karakter hunkai 😀
    keep ya.
    Ditunggu part 1nya

  2. aduh hahaha ya ampun kai sempet ngintip eh malah yg dapet plus2 sehun hahaha lanjutin dong author masa di delete sih sayang kan udah dibikin

  3. Anyyeong new reader here~~
    Suka sama pairing nya..~~~
    Next aja yahh kan seru tuh kalo ada cinta segitiga antara mereka
    ..btw bolehkah aku manggil authornya ini kakak???
    Hehe..kayaknya saya lebih muda soalnya..

  4. Annyeong! Readers baru
    Salam kenal author 🙂

    Kai oh Kai gak bisa bayangin, kenapa dia yadong banget sih :3 . Part yang bikin ngakak itu pas Kai bilang “Seksi. Aduhai” astaga Yadong, Yadong!. Ini lagi nih si Sehun astaga. No coment deh :3

    Ditunggu lanjutannya ya?
    Fighting!

  5. ya ampun hun kai -_-
    kalian bener-bener ya -_-
    btw previewnya bagus kak, ngegambarin gimana karakter sehun sama kai yang beneran trouble maker . dan faktanya murid kaya gitu itu ada di kehidupan nyata.
    part 1 ditunggu 😀

  6. Ping-balik: Between You, Me, and He [Part 1] | Choi Sooyoung's Fan

  7. Ping-balik: Between You, Me, and He [Part 2] | Choi Sooyoung's Fan

Tinggalkan Balasan ke Elisa Chokies Batalkan balasan